Slider Widget

Responsive Advertisement

Asal Muasal Perseteruan Habib Bahar vs Panglima Manguni Hingga Ancaman Main Potong Terkuak

Asal Muasal Perseteruan Habib Bahar vs Panglima Manguni Hingga Ancaman Main Potong Terkuak


GLEGAR.COM Polemik perseteruan Habib Bahar bin Smith dengan Panglima Mangun Makasiowi Andy Rompas yang kini tengah ramai di media sosial (medsos) berawal dari vitalnya kasus bentrokan berdarah di Kota Bitung.

Kala itu, ramai diberitakan soal bentrokan massa akasi bela Palestina dengan Ormas Adat Laskar Manguni Makasiouw yang membuat semua mata tertuju kesana.

Hal tersebut juga  membuat Habib Bahar bin Smith angkat suara dan meminta ormas adat tersebut agar dibubarkan.

Sontak hal tersebut mengundang reaksi dari berbagai pihak dan sempat memanas, hingga akhirnya aparat kepolisian dengan cepat langsung menangkap sejumlah oknum yang terlibat bentrokan tersebut.

Setelah sempat Habib bahar mengeluarkan pernyataan yang menghebohkan di media sosial, akhirnya Panglima Manguni Makasiouw Andy Rompas merespon hal tersebut dengan menantang Habib Bahar.

Disitat dari laman media sosial facebook miliknya, Andy Rompas mengungkapkan bahwa pihaknya yang selama ini lantaran masih dirundung duka, tapi kenapa terus diprovokasi.

“40 hari lamanya kami diam karena berduka dalam maki dan difitanh oleh kaum radikalisme ini. Angkat pedang memprovokasi umat muslim untuk mencari saya Andy Rompas,” tulisnya dalam postingan.

Lebih lanjut Andy Rompas mengaskan, sekaranglah waktunya untuk bertindak.

“Sekarang waktunya bergerak. Kami tidak mau Minahasa ada paham radikalisme, sejengkalpun, ingat itu.” katanya.

“Woii Bahar binsmit kira ini daun pisang main kupas tapae tato. Dang bilang pa nn pe jongos. Itu babel Aldo jangan cuman cari pangung, saya Andy Rompas pantang mundur satu jengkal pun,” sambungnya.

Kemudian Andy Rompas juga melontarkan tantangan balik untuk Habib Bahar.

“Woii Baharwarga negara yang benar bisa diterima di tempat kelahiranya. Mari pulang kampung kita tunggu ngana. Dan kita juga di Jakarta kok, jangan cuman bacottt! Saya ingatkan kalau di Jakarta bisa anda bikin provokasi,” ketusnya.

“Jangan coba-coba di Tanah Minahasa, marih pulang kampung kita tunggu ngana??”

“Dan ingat hanya Tuhan Yesus yang dapat membubarkan Manguni, karena dia yang menciptakan Manguni,” tuturnya.

“Torang samua basudara, tapi tidak untuk mantan Fpi dan HTI, hadapin saya dulu! Minahasa stop angkat bendera selain Indonesia. Ingat itu! Pasukan Manguni Makasiouw. I Yayat u santi,” tandasnya.

Pasca pernyataan tersebut viral di media sosial, tantangan tersebut pun disambut oleh Habib Bahar bin Smith dengan langsung mendatangi wilayah Minahasa seorang diri dan kembali menyita perhatian publik.

Bahkan, Habib Bahar mengundang Andy Rompas datang sendiri dan jangan hanya berani berkoar koar di media sosial. 

Melansir tayangan You Tube @pasukanbinsmith, Habib Bahar mengaku datang ke Minahasa untuk mencari Andy Rompas.

“Andy Rompas. Ha ha ha. Eh, bilang sama dia. Ana udah sampai ke tempat dia tuh di Minahasa. Suruh dia coba sampai ke tempat ana di Wonasa, Manado,” ucap Habib Bahar dalam video tersebut.

Habib Bahar juga mengatakan dalam video tersebut bakal memotong kepala Andy Rompas menjadi dua.

“Ko nak orang potong-potong kepala dua apa dia. Kita sudah sampai di Minahasa. Kita su sampai di Bitung. Kita su sampai di Girian waktu kasus itu. Kita su sampai di sana. Kita pergi sendiri ke sana,” kata Habib Bahar.

Habib Bahar juga meminta Andy Rompas untuk datang menemuinya ke Wonasa.

“Suruh dia datang sendiri ke Wonasa kalau berani. Jangan cuma berani di medsos percuma,” katanya.

Nah baru baru ini, kembali ada sebuah pernyataan dari kyai sepuh NU Prof Ahmad Zahro melontarkan pengakuan yang cukup mengejutkan lantaran membongkar soal kesaktian Habib Bahar.

Disitat dari tayangan YouTube Zahrowy TV, mulanya Prof Ahmad Zahro semula mengatakan, ada kalanya seseorang perlu menunjukan kesaktian. Hal itu tergantung pada situasi.

“Menunjukan kesaktian itu perlu, jadi ada kalanya penting. Ya mohon maaf, (tahun) 65 tidak akan selesai kalau tidak ada orang-orang sakti. Bahkan (tahun) 45 juga. Pahlawan itu saya dapat cerita banyak, bahwa kiai itu banyak yang sakti,” tuturnya.

Kemudian, dalam kuliah spritualnya itu ia membahas soal kesaktian Habib Bahar. Itu lantaran banyaknya komentar negatif dari netizen tentang kemampuan yang dimiliki oleh santri juriyah Nabi Muhammad SAW tersebut.

 “Jujur saya memang tidak setuju adanya expose, saya tahu orangnya, tokohnya sangat sangat sakti, wes Habib Bahar. Itu sakti banget, makannya ngomong apa aja berani dia,” katanya. 

“Itu dia punya kesaktian punya murid yang kemudian muridnya itu diekspos kesaktiannya lalu dikomenterian negatif oleh netizen,” sambungnya.

Sekali lagi, kata Ahmad Zahro, ekspose memang kadang-kadang bisa menimbulkan dampak negatif. 

Kalau yang diekspos tidak bisa jaga hati bisa ria. Bangga diri itu bahaya.

Tapi kalau bisa jaga hati dan niatnya untuk membuat gemetar musuh-musuh Allah bagus, tapi mestinya yang ekspos itu harusnya kiainya, harus tokohnya, karena dia bisa menjaga hati.” 

“Tapi mungkin Habib Bahar punya pendapat lain,” timpalnya lagi.  Menurut Ahmad Zahro, kesaktian bisa didapat sesuai ajaran Islam, tanpa perlu mantra-mantra atau jampi-jampi tertentu.  

“Sekali lagi, apa dan bagaimana caranya orang bisa sakti? Kalau pakai mantra-mantra, jampi-jampi ya jangan, kita harus menjaga aqidah kita, harus menjaga Tauhid kita, Lailahaillallah Muhammad Rasulullah, tetap itu, apapun yang terjadi itu adalah benteng utama,” tegasnya.

“Dan saya yakin kok semua kesaktian itu kalau dalam spiritual Islam itu induknya adalah iman kita,” tandasnya.

Sumber: VIVA

Give Comments